Strategi Pembelajaran Individualized Educational Program




Penulis: Eppy Purnama Bakty


1. Pengertian Individualized Educational Program
Individualized Educational Program merupakan sebuah perangkat perencanaan, pengajaran dan juga perangkat pemeriksaan. Disebut Sebagai perangkat perencanaan karena dalam IEP memuat berbagai target bagi siswa dalam suatu rentang waktu tertentu yang disusun secara komprehensif. Dalam IEP juga berisi strategi-strategi atau kegiatan yang dilakukan untuk membantu siswa dalam belajar sehingga dapat mencapai target yang ditetapkan. Sedangkan disebut sebagai perangkat evaluasi karena melalui target dan kegiatan yang disusun secara jelas, maka secara tidak langsung menggambarkan kompetensi yang akan dimiliki siswa ketika telah menyelesaikan program belajarnya. Dalam IEP juga dituliskan jadwal review terhadap program dan target yang telah dibuat sehingga dapat dilakukan perubahan jika diperlukan.


Dalam menyusun IEP, guru beserta tim yang terlibat harus mengacu pada hal-hal berikut :
  • Apa yang bisa dilakukan siswa?
  • Kemampuan apa yang seharusnya dimiliki siswa?
  • Bagaimana kita dapat membantu siswa memiliki kemampuan tersebut?
Dengan mengacu pada tiga pertanyaan di atas, guru dapat mengetahui dengan lebih jelas apa yang harus diajarkan, bagaimana mengajarkan pada siswa dan seberapa banyak pelajaran yang harus diberikan melalui aktivitas tambahan yang berbeda dengan siswa lain pada umumnya.
Kapan IEP digunakan?
IEP digunakan ketika membutuhkan rencana intervensi bagi siswa yaitu ketika sasaran/target dari seorang siswa berbeda dengan sasaran/target siswa lainnya.
Biasanya hal ini dilakukan apabila terdapat siswa yang membutuhkan penyesuaian atau dukungan khusus terhadap kebutuhan belajarnya atau pada siswa yang didiagnosa memiliki ketidakmampuan tertentu.
Jadi pada dasarnya IEP merupakan dokumen kerja yang terstruktur yang berisi langkah-langkah dan teknik yang terdiferensiasi untuk memfasilitasi siswa dalam belajar.

2. Ruang Lingkup Individualized Educational Program
Ketika akan menyusun Individualized Educational Program sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut :
  • Tiga sampai empat target kunci sebagai upaya membantu siswa memenuhi kebutuhannya
  • Target sebaiknya berhubungan dengan area utama seperti komunikasi, membaca, matematika dan aspek-aspek sosial serta perilaku
  • Kekuatan-kekuatan dan keberhasilan siswa harus menjadi acuan dalam menetapkan target dan strategi yang akan digunakan
Meskipun tidak ada bentuk atau format yang baku bagaimana IEP disusun tetapi yang perlu diperhatikan adalah isi yang terkandung dalam IEP. Pada dasarnya IEP itu harus mencakup beberapa hal berikut :
-          Target-target jangka pendek
-          Strategi mengajar yang digunakan
-          Sarana dan pra sarana yang dibutuhkan
-          Kerangka waktu yang jelas disertai tanggal review
-          Kriteria keberhasilan belajar dan kelulusan
-          Hasil belajar (yang ditulis ketika melakukan review IEP)
Selain target jangka pendek dapat juga dituliskan target jangka panjang karena dapat membantu mengidentifikasi hasil yang diharapkan serta kemajuan yang diperoleh dan menjadi dasar bagi penyusunan target berikutnya.
Kriteria berhasil pada IEP menunjukkan bahwa target-target telah tercapai dan target berikutnya mungkin perlu disusun sedangkan kriteria lulus berarti bahwa tidak saja target-target telah tercapai tetapi juga IEP sudah tidak diperlukan lagi.
Dalam IEP yang dibuat perlu juga menuliskan nama-nama yang terlibat dalam pelaksanaannya disertai tugas dan tanggung jawabnya sehingga terdapat kejelasan peran dan meudahkan dalam berkolaborasi. Pada IEP pun biasanya memiliki catatan informasi lainnya yang dianggap relevan misal :
-          Kekuatan dan minat
-          Tingkat kemampuan yang dimiliki saat ini
-          Harapan atau cita-cita di masa yang akan datang
-          Perhatian orang tua misal kehadiran dan keterampilan sosial
-          Informasi medis misal tingkat pendengaran atau pengobatan yang dilakukan
IEP yang disusun tetap mengacu pada kurikulum dan fokus masalah lainnya yang memang menjadi sasaran pada IEP.
Ketika siswa-siswa dalam sebuah kelas atau pelajaran memiliki target yang sama maka strategi kelompok belajar dapat dilakukan daripada membuat IEP untuk setiap anak.

 3. Proses Penyusunan Individualized Educational Program

a. Pengumpulan informasi dan persiapan
Berbagai informasi mengenai tingkat keterampilan dan kemampuan yang dimiliki siswa saat ini harus dikumpulkan. Informasi ini dapat diperoleh melalui :
·         Ringkasan tingkat kemampuan siswa (apendiks 1)
·         Skill checklists
Skill checklists ini mencatat informasi yang akurat mengenai tingkat kemampuan tertinggi yang ditunjukkan siswa secara mandiri. Ini juga dapat menunjukkan apa yang dapat dilakukan siswa dengan bantuan atau penyesuaian yang tepat, misal berapa banyak kata yang dapat dibaca tanpa alat bantu, dapatkah mereka menulis sendiri huruf-huruf alphabet, berapa banyak benda yang dapat dihitung, berapa banyak operasi bilangan yang dapat dilakukan dan pada tingkat mana (10/100/1000/10000), keterampilan Braille apa saja yang mereka miliki

·         Analisis Tugas
Analisis tugas ini merupakan metoda membagi tugas ke dalam komponen-komponen langkahnya. Ini sering digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam melakukan berbagai tugas sehari-hari – bagian apa saja dari tugas itu dan untuk mengetahui bantuan apa yang dapat diberikan.
·         Observasi
Observasi ini bisa secara tidak formal dan dilakukan baik pada tugas terstruktir ataupun tidak misal apakah mereka bisa pindah sendiri dari kursi roda ke toilet, apakah mereka bisa membaca bibir guru dengan benar, apakah mereka bisa mengkomunikasikan kebutuhan dasarnya, bisakah mereka menyeberang dengan aman, bisakah mereka mengikuti instruksi, bisakah mereka melakukan permainan dengan teman sebayanya.
·         Berbagai contoh pekerjaan
Hal ini juga sebaiknya menyediakan informasi mengenai stimulus dan bantuan yang diberikan
-          Berbagai contoh bahasa
-          Berbagai tes yang telah distandarisasi/kriteria berdasarkan tes (misal Analisis membaca Neale)
-          Analisis Membaca
-          Multiple Intelligence Checklist
Informasi Medis dan Lainnya
Berbagai informasi yang relevan harus dikumpulkan. Hal ini meliputi :
-          Catatan-catatan medis, diagnosa dan rekomendasi
-          Hasil-hasil tes, misal penglihatan dan pendengaran
-          Kesimpulan tes psikometri (rentang IQ)
-          Laporan-laporan terapis
-          Kebutuhan pengobatan
-          Keperluan-keperluan perawatan diri
b. Pertemuan IEP – menyusun rencana
Sebuah rencana awal biasanya disiapkan sebagai bagian dari pertemuan IEP setelah bertukar informasi dan mengidentifikasi kebutuhan, sasaran dan strategi. Hal-hal yang biasanya terjadi dalam pertemuan ini adalah :
Berbagi informasi
Informasi awal yang telah terkumpul disampaikan dan diklarifikasi. Informasi lain yang dikumpulkan dari keluarga maupun siswa misalnya kelebihan, minat, cita-cita, berbagai keterampilan yang digunakan di rumah/lingkungan.
Fokus perhatian
Dianjurkan untuk melakukan diskusi dan bertukar pikiran dengan anggota tim IEP untuk membicarakan berbagai permasalahan penting untuk diperhatikan (berkaitan dengan siswa), misalnya :
  • Kemandirian
  • Keterampilan berkomunikasi
  • Perawatan dan keselamatan diri
  • Keterampilan/perilaku sosial
  • Mobilitas/akses
  • Penempatan yang tepat
  • Berbagai kebutuhan yang akan datang
  • Kesadaran dari teman sebaya
Identifikasi Kebutuhan
Berbagai kebutuhan siswa dan sekolah diidentifikasi dan didiskusikan. Berkaitan dengan hal-hal berikut :
  • Training Staff dan pengembangan
  • Keterlibatan kelompok/lingkungan atau orang tua
  • Berbagai penyesuaian organisasi sekolah, misal tempat duduk, akses terhadap bangunan/gedung, toilet dan keamanan arena bermain
  • Berbagai penyesuaian terhadap proses pengukuran
  • Terapi
  • Sarana dan prasarana/sumber daya
  • Akses terhadap kurikulum, strategi-strategi mengajar
Mengidentifikasi dan menggambarkan sasaran secara spesifik
Sasaran harus :
  • Mudah dipahami – gunakan bahasa yang sederhana
  • Dapat terus dikembangkan
  • Konsisten dengan kurikulum
  • Menjadi dasar tahapan perkembangan berbagai keterampilan

Prinsip penyusunan sasaran
Spesifik : 
sasaran/tujuan harus berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan  tertentu dan tidak 
dalam penyataan yang sangat umum dan bisa digeneralisasi
Measurable: 
Prestasi/pencapaian keterampilan atau perilaku harus dapat dikuantifikasi dan diobservasi
Achievable: 
kemampuan suatu keterampilan atau perilaku yang ditargetkan harus memiliki peluang yang 
logis untuk dicapai dengan berhasil
Realistic: 
keterampilan harus realistik dalam arti sesuai dengan keadaan siswa
Time-related: 
Mempelajari suatu keterampilan, kemampuan atau perilaku harus memungkinkan untuk 
dicapai dalam kerangka waktu yang logis dan tepat dengan usia siswa.

Memilih Strategi
Bisa mencakup penggunaan peralatan khusus misalnya :
  • Furniture – slpoe boards (papan miring untuk membaca),  meja dan kursi khusus
  • Braille, keyboard
  • Kaca pembesar
  • Alat bantu dengar
  • Pegangan pensil, whiteboards meja, pensil yang tebal, keset anti selip
  • Pegangan berjalan, change tables, hoists
  • Papan komunikasi
Bisa berkaitan dengan modifikasi bangunan/gedung dan organisasi :
  • Jalan yang landai, susuran tangan/tangga
  • Toilet yang didesain bagi  penyandang ketunaan
  • Penggunaan simbol/tanda  pada arena bermain
  • Pagar, berbagai penyesuaian pada arena bermain, menghilangkan berbagai hal yang dapat membahayakan
  • Penataan ulang ruang kelas
  • Pengaturan tempat duduk
  • Adanya partner atau teman yang dapat membantu
Bisa mencakup pula berbagai perubahan strategi mengajar :
  • Menggunakan gaya belajar yang sesuai
  • Menggunakan  minat sebagai motivator
  • Menggunakan belajar kelompok
  • Menggunakan bahan/materi yang nyata (konkrit)
  • Contoh dan petunjuk
  • Analisis tugas
  • Perbaikan/koreksi dan umpan balik secara langsung
  • Tahapan belajar – berdasarkan tahap belajar sebelumnya
  • Program manajemen/pengaturan perilaku
  • Menggunakan sistem reward (“penghargaan”)
  • Menggunakan buku komunikasi sekolah/rumah
  • Penggunaan petunjuk/simbol visual untuk suatu rutinitas
  • Menggunakan  gesture atau simbol-simbol manual yang umum
  • Menggunakan perintah sederhana secara konsisten (visual + verbal)
  • Langkah belajar diperlambat
  • Mengecek pemahaman
  • Menggunakan perancah
  • Menggunakan praktek dan pengulangan terkendali
  • Dasar kesuksesan belajar
Bisa mencakup berbagai perubahan isi pelajaran/modifikasi kurikulum :
o   Mengajarkan keterampilan-keterampilan sosial secara spesifik
o   Menggunakan program membaca individual
o   Mengajarkan kemandirian
o   Aktivitas berdasarkan kegiatan belajar
o   Menggunakan kegiatan-kegiatan spesifik seperti memasak, keterampilan berpakaian, memasang dan mengurutkan, permainan sosial, waktu berbagai informasi
o   Permainan-permainan yang dimodifikasi
Bisa mencakup berbagai penyesuaian pengukuran, tugas/tugas rumah :
o   Menggunakan reader (pembaca)
o   Menggunakan notetaker (pencatat)
o   Waktu tambahan atau ruang terpisah saat ujian
o   Respon verbal vs respon tertulis
o   Menggunakan audio tape
o   Mengurangi beberapa aktivitas tertentu
Bisa mencakup konsultasi dengan terapis atau spesialis
  • Jadwal terapi
  • Medical test
  • Psychological test
Dari pertemuan penyusunan IEP akan diperoleh suatu rumusan mengenai target, strategi mengajar, waktu belajar dan review serta aspek-aspek lainnya. Semua aspek ini harus dituangkan dalam sebuah format sehingga IEP dapat terdokumentasi dengan baik. Tidak ada aturan atau bentuk yang baku mengenai bentuk IEP tetapi pada prinsipnya mencakup ruang lingkup yang telah disebutkan di atas.

3. Implementasi dan Evaluasi
Setelah semua aspek dituangkan dalam suatu format yang berisi ruang lingkup IEP, hal ini menunjukkan bahwa dokumen kerja ini telah siap digunakan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan IEP di kelas.
o   Salinan IEP harus didistribusikan kepada pihak-pihak yang terlibat
Berbagai informasi yang ada dalam IEP harus disosialisasikan kepada seluruh guru/staff dengan tetap mempertimbangkan hal-hal yang harus dirahasiakan. Selain dengan staff, target-target dan informasi dalam IEP harus disosialisasikan kepada orang tua dan para profesional lainnya yang terlibat.
Hal ini dimaksudkan agar semua orang yang terlibat memiliki pemahaman yang sama mengenai siswa dan mengetahui target-target yang dimiliki sehingga dapat mendukung pelaksanaan IEP bagi siswa tersebut. Selain itu mereka pun ddiharapkan dapat memberikan feedback mengenai pelaksanaan IEP kepada koordinator/penanggung jawab program.
o   Berbagai strategi yang telah diidentifikasi diimplementasikan melalui kurikulum dan terintegrasi dengan rutinitas normal sekolah jika memungkinkan.
Pada pertemuan penyusunan IEP, dilakukan identifikasi kebutuhan dan strategi yang akan digunakan yang kemudian hal ini akan dituangkan dalam dokumen kerja. Strategi yang digunakan bisa berupa diferensiasi kurikulum, materi tambahan atau materi yang berbeda, peralatan tambahan khusus dan lainnya.
Strategi yang digunakan dalam belajar mencakup pendekatan belajar, dokumen belajar, penataan ruang dan teknik mengajar. Hal ini tentunya disesuaikan dengan karakteristik siswa berdasarkan asesmen.
o   Koordinator IEP harus memonitor implementasi dan efektifitasnya
Untuk lebih menjamin pelaksanaan program/strategi dalam IEP sesuai dengan yang direncanakan, sebaiknya ditunjuk koordinator IEP sehingga bisa lebih fokus dalam memonitor dan mengevaluasi efektifitas IEP yang disusun. Koordinator juga yang akan melakukan koordinasi dengan para profesional lainnya yang terlibat dalam IEP yang disusun.
o   Berbagai kemajuan dan catatan/komentar sebaiknya dicatat dan dilakukan berbagai penyesuaian yang sesuai
Seluruh staff yang terlibat dalam IEP diharapkan dapat menuliskan berbagai informasi yang berguna bagi pelaksanaan IEP misalnya menuliskan kemajuan yang dicapai oleh siswa atau sebaliknya tidak ada kemajuan yang dicapai, atau misalnya catatan mengenai efetifitas program dan sebaigainya.
Catatan-catatan ini bisa menjadi salah satu bentuk evaluasi sehingga dapat dilakukan berbagai langkah dalam menindaklanjuti IEP agar tetap terlaksanakan secara efektif dan efisien.
o   Rencana perlu dievaluasi lebih awal jika terjadi berbagai masalah atau terjadi perubahan besar pada situasi siswa
Apabila dirasakan bahwa IEP yang disusun tidak sesuai bagi siswa maka rencana dapat dievaluasi dan disusun ulang lebih cepat dari jadwal review yang telah ditetapkan.
Sangat penting diingat bahwa guru atau staff yang langsung berhubungan dengan siswa dalam belajar, perlu memahami secara jelas karakteristik siswa serta hal-hal yang dituangkan dalam IEP khususnya target-target serta strategi belajar dan bagaimana konsistensi serta kontinuitasnya dalam kelas.

Monitoring dan Review IEP
Idealnya, IEP sebaiknya selalu di-review secara berkala dan terus menerus sehingga diketahui efektifitas program yang direncanakan.
Dalam melakukan review, guru harus mengingat hal-hal berikut :
o   Kemajuan yang dicapai siswa
o   Pandangan atau pendapat orang tua
o   Pendapat anak
o   Efektifitas IEP
o   Masalah –masalah yang mempengaruhi kemajuan siswa
o   Informasi terbaru
o   Tindakan yang akan datang, mencakup perubahan-perubahan target dan strategi, masalah yang teridentifikasi dan apakah perlu upaya tindak lanjut atau tidak seperti pencarian informasi lebih lanjut dan nasihat untuk anak serta bagaimana anak mengaksesnya.
Setelah mempertimbangkan kemajuan yang dicapai siswa, target yang akan dicapai pada review berikutnya harus disusun secara tepat dengan melibatkan staff yang sesuai, siswa dan orang tua jika memungkinkan. Melalui review, bisa saja disimpulkan bahwa siswa sudah tidak memerlukan IEP lagi, hal ini biasanya jika siswa mencapai target dan kemajuan yang signifikan. Meskipun demikian, siswa masih perlu dimonitor dan sebaiknya tetap memiliki satu target yang harus bisa dipertahankan oleh siswa.


IEP merupakan dokumen pekerjaan. Jika siswa tidak dapat melakukan/mengikuti pembelajaran, maka sasaran dan strategi dapat direview kembali


DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2006). Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Badan Nasional Standar Pendidikan.
Departement for Education. (2001). SEN Toolkit. Sectin 5 : Managing Individual Education Plans. Nottinghamshire. DfES Publications.
Helen Lee. Rencana Belajar Individual. 2006.

Sumber: Diklat Model Pembelajaran SLB



Individualized Educational Program/TN/PPPPTK TK  PLB/2008


Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani.